Minggu, 21 Februari 2021

Menumbuhkan Semangat Literasi pada anak-anak Dusun Sukorame di Masa Pandemi

  

Pandemi virus Corona yang melanda seluruh belahan dunia telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, terutama aspek pendidikan. Keadaan ini menuntut seluruh elemen pendidikan untuk beradaptasi dan tetap melaksanakan pembelajaran. Salah satu kebijakan pendidikan pada masa pandemi adalah adanya inovasi pendidikan yang mengubah proses pembelajaran tatap muka dengan metode Learning From Home yang menggunakan media digital.

Kemampuan membaca buku dan menulis dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan semangat literasi. Semangat literasi harus dibangun dalam pembelajaran online, karena literasi dapat membantu meningkatkan kecerdasan anak. Tidak hanya anak saja yang harus membangun semangat literasi, orang tua dan guru juga harus memberikan dorongan serta tauladan kepada anak agar semangat dalam berliterasi.

Literasi merupakan senjata bagi anak untuk memperoleh ilmu. Tanpa kemampuan literasi, akan sulit bagi anak untuk memperoleh pengetahuan dalam pembelajaran online. Sebelum datangnya pandemi yang telah mengubah seluruh sistem tatanan negara salah satunya di bidang pendidikan, Kemendikbud telah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Kegiatan ini membiasakan anak untuk membaca buku yang dibawa selama 1 menit sebelum keiatan belajar dimulai. Namun setelah datangnya pandemi kegiatan belajar menajar secara tatap muka terhenti, sehingga gerakan literasi langsung di sekolah juga terhenti. Tetapi hal ini bukanlah alasan untuk tidak tetap semangat dalam berliterasi.

Meningkatkan semangat literasi bagi terwujudnya masyarakat yang berpengetahuan dan berkarakter melalui peningkatan budaya literasi. Peran perpustakaan merupakan upaya meningkatkan budaya literasi bagi masyarakat. Oleh karena itu, kelompok 37 KKN MIT DR XI UIN Walisongo Semarang menghidupkan kembali rumah pintar yang sudah tidak aktif beberapa tahun dan merubah namanya menjadi Taman Baca Sukorame. Kami membersihkan dan memilih kembali buku yang masih layak dibaca untuk dipindahkan ke balai RW serta melakukan donasi buku untuk memperbanyak koleksi buku.

Melalui Taman Baca Sukorame diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, sehingga budaya baca menjadi pilar utama dalam meningkatkan kreatifitas, inovasi dan produktivitas masyarakat. Walau dalam kondisi pandemi, semangat untuk menumbuhkan gerakan literasi jangan sampai mati. Memang tidak mudah membangun semangat literasi di masa pandemi, butuh didasari cinta sehingga senjalankannya dengan senang hati. Taman Baca Sukorame bisa sebagai pendukung kegiatan literasi guna meningkatkan semangat literasi pada anak-anak Dusun Sukorame.

Kamis, 24 Desember 2020

MAKALAH MENULIS OPINI

Disusun Guna Memenuhi Tugas 

Mata kuliah: Dasar-Dasar Jurnalistik 

Dosen Pengampu: Nanang Qosim, M.Pd




Oleh:

Sinta Indriyani Kuswanto (1708056048)

Febria Risa Anida (1708056069)

Nisrina Nur Rabbani (1708056070)

Fifi Hanifah (1808056002)

Ayu Siti Marfuah (1808056006)



JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO 

SEMARANG

2020

 

BIOGRAFI

1. SINTA INDRIYANI KUSWANTO

    Sinta Indriyani Kuswanto adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang dilahirkan 20 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 02 Desember 1999 di Pemalang Jawa Tengah. Biasa dipanggil Sinta. Ia adalah alumni MAN 1 Kota Semarang. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswi semester 7 jurusan Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang.

2. AYU SITI MARFUAH

    Ayu Siti Marfuah, Lahir pada 15 Februari 2000 di Rambah Baru , Kabupaten rokan Hulu, Provinsi Riau. Mengenyam pendidikan formal di SDN 006 Rambah Samo, tamat tahun 2012, selanjutnya meneruskan sekolah SMP N 03 Rambah Samo, tamat tahun 2015 dan melanjutkan sekolah di SMA S Babussalam yang cukup kental dengan nilai-nilai keagamaan

, dan lulus tahun 2018. keberuntungan menaunginya, karena selepas SMA diterima di Jurusan Pendidikan Matematika UIN Walisongo malalui jalur SPAN-PTKIN. Kuliah di Jurusan Pendidikan Matematika ditekuninya sejak tahun 2018.

Di luar kesibukannya sebagai mahasiswa , ia juga memperdalam ilmu agamanya di pondok pesantren Darunnajah semarang, dan terlibat secara aktif dalam organisasi kepengurusan pondok sebagai bendahara. Saat ini Ayu dapat dihubungi pada alamat berikut. Alamat jalan pelajar fesa rambah baru kecamatan rambah samo Kab Rokan Hulu , Riau kode pos 28565, Telepon 085601397537 Alamat e-mail: ayusitimarfuah004@gmail.com.

3. FIFI HANIFAH

    Fifi Hanifah lahir pada tanggal 6 september 2000 di Talang Durian, Lampung. Mengenyam pendidikan di SD NEGERI 1 ULAK ATA pada tahun 2006 lalu melajutkan ke jenjang SMP NEGERI 1 ABUNG BARAT lulus tahun 2015 dan MAS DARUL HUDA PONOROGO lulus pada tahun 2018. Lalu melanjutkan ke UIN WALISONGO SEMARANG dengan mengambil jurusan pendidikan matematika dan sekarang mahasiswi semester 5.

4. NISRINA NUR RABBANI

    Nisrina Nur Rabbani merupakan anak sulung dari 2 bersaudara yang terlahir pada saat hujan badai di tanggal 20 Januari 2000. Nisrina dilahirkan dan tinggal di desa Jambu,

     Kabupaten Semarang. Sebuah desa kecil yang terletak di sebelah kota kecil yaitu Ambarawa. Sampai menginjak ke jenjang SMA, Nisrina pun meninggalkan desa kelahirannya untuk mnempuh pendiidikan jenjang SMA di kota Surakarta dan menjadi alumni MAN 1 Surakarta. Kemudian gadis yang telah beranjak dewasa tersebut melanjutkan jenjang pendidikannya di UIN Walisongo Semarang, meninggalkan kenangan masa SMA-nya di kota Surakarta. Dan sekarang gadis tersebut masih tercatat sebagai mahasiswi semester 7 jurusan Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang.

5. FEBRIA RISA ANIDA

    Febria Risa Anida, Risa. Lahir 22 tahun yang lalu dihari senin tepat pada 23 Februari. Menjadi satu-satunya anak perempuan dan cucu perempuan terakhir dalam keluarga besar, si gadis yang begitu sulit ditebak menurut sang ibu sendiri, cucu yang mampu membuat sakit kepala menurut almarhum kakek, dan Kakak yang menyebalkan menurut sang adik. Selama 22 tahun hidupnya, ia menjadi warga tetap desa Srikandang di kecamatan Bangsri, menjalani pendidikan formal MI di desa sendiri, lalu MTs di Bangsri, dan SMA di kecamatan tetangga-Kembang. Baru setelah lulus SMA, Risa memutuskan break satu tahun sebelum melanjutkan pendidikan jenjang Universitas di Universitas Islam Negeri di sudut kota Semarang. Selama satu tahun sebelum melanjutkan studi, ia memilih mencoba hidup mandiri di Mlonggo dengan cara bekerja di salah satu pabrik didaerah tersebut. Dan kini, Risa masih terhitung mahasiswi aktif di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

 

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh


    Segala puji bagi allah SWT. Yang telah memberikan kami nikmat dan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak. Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.

    Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalam nya. Untuk itu,penyususun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.



                                                                                            Semarang, 10 September 2020



                                                                                                               Penyusun

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

BIOGRAFI PENULIS ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG v

B. RUMUSAN MASALAH vi

C. TUJUAN PENULISAN vi

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OPINI 1

B. JENIS-JENIS OPINI 2

C. STRUKTUR OPINI 6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 12

B. SARAN 13

DAFTAR PUSTAKA 14

 

BAB I 

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

    Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan jomunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Sedangkan menurut Nuruddin, menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui Bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Pada dasarnya seseorang atau penulis sekalipun memiliki tujuan atau maksud tertentu dari kegiatan yang dilakukannya, salah satunya adalah untuk membantu pembaca untuk memahami suatu masalah atau peristiwa[1].

    Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan maka semakin terbukanya tiap individu atau kelompok terhadap sebuah peristiwa yang baru atau tengah terjadi. Hal ini, akan mendorong tiap individu atau kelompok mengasah lebih dalam lagi pada tiap peristiwa yang tengah terjadi tersebut. Apabila umumnya muncul berita sebagai hasil dari konstruksi peristiwa dan dituntut objektif dalam penyajiannya, maka dilain pihak akan muncul opini yang merupakan merupakan konstruksi peristiwa yang didalamnya terdapat unsur-unsru subjektifitas didalamnya[2].

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan opini ?

2. Apa yang dimaksud dengan jenis-jenis opini ?

3. Sebutkan struktur opini ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian opini.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis opini.

3. Untuk mengetahui struktur opini.

 


BAB II 

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Opini

    Opini adalah tulisan atau pemaparan yang mengandung subjektivitas dan bukan hanya fakta[3]. Dari pendapat lain, opini merupakan suatu tulisan yang mengandung pendapat, penilaian, pemikiran, atau analisis mengenai suatu permasalahan atau peristiwa yang ditulis oleh wartawan atau orang yang kompeten dibidangnya[4]. Opini merupakan karya ilmiah popular yang mengacu pada referensi pemikiran yang berlaku. Artinya, opini berawal dari fakta-fakta yang ada lalu dicetuskan alam dalam bentuk gagasan atau pendapat[5].

    Salah satu wadah untuk mengungkapkan pendapat bagi warga negara adalah melalui rubrik opini dimedia massa. Hal tersebut merupakan salah satu cara yang efektif karena adanya jangkauan media massa yang luas, tersebar, dan memungkinkan dibaca, didengar, ditonton oleh khalayak yang beragam. Namun dalam penyajiannya harus ekstra hati-hati. Berbagai aturan dan kode etik tentang pengungkapan opini di media massa mengajrkan, isi media massa harus memiliki garis batas pembeda antara bentuk opini, dengan berita atau iklan[6].

    Sebagaimana dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28, bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang. Artinya, kebebasan berpendapat dalam konteks mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan dijamin undang-undang, maksudnya setiap warga negara berhak berpendapat sepanjang kebebasan berpendapat tersebut tidak melanggar undang-undang alih-alih melanggar hak warga negara lainnya[7]. Sedangkan dalam pasal 28 F mengatakan, “setiap orang berhak berkomunikasi dan memperolehinformasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memilik, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia[8].

B. Jenis-jenis Opini

    Opini adalah salah satu konten media massa, baik di media cetak, media elektronik, maupun media sosial. Media cetak, seperti surat kabar dan majalah biasanya memberikan rubrik tersendiri untuk penempatan opini, baik yang datang dari luar redaksi maupun dari dalam redaksi. Opini merupakan tulisan atau pemaparan yang mengandung subjetivitas, bukan hanya fakta. Tajuk rencana, artikel, surat pembaca, dan kolom merupakan jenis-jenis opini pada media massa.

1. Tajuk Rencana

    Tajuk rencana (editorial) adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi  suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan actual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis oleh pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap remi media yang bersangkutan.

Tajuk rencana memiliki sifat :

a. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dai jenis terbitan medianya, bias harian (daily), mingguan (weekly), dua mingguan (biweekly), ataupun bulanan (monthly).

b. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hokum, pemerintahan, ataupun olahraga bahkan sampai entertainment, tergantung jenis liputan medianya.

c. Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur kepada para pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.

d. Terkait erat dengan policy atau kebijakan media yang bersangkutan karena setiap media massa memiliki perbedaaan pertumbuhan dan perkembangan dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.

    Karena merupakan suara lembaga atau ditulis oleh pihak redaksi suatu media, maka pada tajuk rencana tidak dicantumkan nama penulisnya. Idealnya, tajuk rencana adalah hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi sebelum proses penulisan tajuk rencana, hendaknya terlebih dahulu diadakan rapat redaksi untuk menentukan sikap bersama terhdapa suatu permsalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintah.

    Tajuk rencana juga menunjukkan karakter dan kepribadian media massa. Tajuk rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasala. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas misalnya, memiliki ciri diantaranya :

a. Hati-hati

b. Normative

c. Cenderung konservatif

d. Sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam

e. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis

Tajuk rencana dari golongan pers menengah ke bawah (middle-low media) memiliki ciri :

a. Lebih berani

b. Atraktif

c. Progresif

d. Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam

e. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis. 

2. Kolom

    Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna jika dibandingkan dengan sifat artikel yang lebih memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial. Sedangkan artikel ditulis secara referensial. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis. 10

    Kolom biasanya ditulis dengan gaya yang sangat ringan dan diselingi humor- humor segar, walaupun masalahnya sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hokum, keamanan, pendidikan, bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup, dan lain sebagainya). Di tangan para kolumnis professional, topik apapun yang dibahas, mulai dari topik ringan seperti masalah pakaian dinas pejabat, sampai topik berat seperti kecenderungan makin banyaknya wakil rakyat yang hobi memakan uang rakyat, tersaji dalam cerita singkat yang memikat, logis, rasional, enak dibaca dan mengandung informasi yang diperlukan. Kolom bersifat menggairahkan dan menyegarkan.

    Meskipun kolumnis bias menulis tentang apa saja, tetapi diutamakan jika kolumnis tersebut merupakan seorang “pakar” dalam suatu bidang dan merupakan seorang penulis yang seksama dan efektif. Selalu mengikuti perkembangan adalah hal yang terpenting bagi kolumnis[11]

3. Artikel

    Menurut Sumadiria (2005:01) artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual dan/atau kontroversial yang bertujuan untuk memberitahukan (informatif), memengaruhi dan meyakinkan (persuasi  argumentatif),  atau  menghibur  khalayak  pembaca  (rekreatif).  Disebut lepas karena siapapun boleh menulis artikel dengan topik bebas sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.

    Terapat beberapa jenis artikel yaitu artikel praktis yang lebih banyak bersifat petunjuk praktis cara melakukan sesuatu; artikel ringan yang lazim detemukan pada rubrik anak-anak, remaja dan keluarga; artikel halaman opini yang lazim ditemukan pada halaman khusus opini bersama tulisan opini lain; artikel analisis ahli yang biasa ditemukan pada halaman muka, halaman-halaman berita, atau halaman rubrik-rubrik khusus tertentu.

    Menurut Najib (2009), secara garis besar, anatomi (bagian sentral) opini (artikel) terdiri atas: pembukaan (pendahuluan), isi (tubuh), dan penutup (simpulan). Najib pun menjelaskan bahwa khusus bagian akhir artikel, umumnya para penulis artikel mencantumkan identitas penulis beserta gelar (by name) dan rofesi yang tengah disandang. Dalam ilmu jurnalistik artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi berisi fakta dan data yang disertai sedikit analisis dan opini dari penulisnya.

    Sementara itu, Sumadiria (2005:04) memberikan identias karakteristik yang dimiliki artikel, yaitu: 1. Ditulis dengan atas nama (by line story), 2. Mengandung gagasan aktual dan/atau kontroversial, 3. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca, 4. Ditulis secara referensial dengan visi intelektual, 5. Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer dan komunikatif, 6. Singkat dan tuntas, 7. Orisinal.

    Namun demikian ada juga perbedaan antara opini dengan artikel. Dalam opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan, sehingga paparanya lebih subyektif. Sementara itu, dalam artikel, pendapat pribadi si penulis biasanya dikemukakan dalam bentuk data dan fakta tandingan yang berbeda dengan data dan fakta yang menjadi bahan tulisan. Data dan fakta merupakan materi yang paling penting dalam sebuah artikel. Tanpa data dan fakta yang akurat, artikel akan berubah menjadi opini. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan tersebut, pembaca artikel diharapkan dapat mengambil kesimpulan sendiri[12].

4. Surat Pembaca

    Surat pembaca adalah surat yang ditulis oleh pembaca dan dimuat dalam media sepeerti contohnya surat kabar/koran, tabloid, atau majalah yang berisi tanggapan, kritik, saran, keluhan, kekecewaan, ajakan, imbauan, ucapan terimakasih, dan lain sebagainya. Surat pembaca biasanya ditujukan untuk suatu lembaga, pemerintah, perusahaan, kelompok, kantor, organisasi, atau perorangan. Salah satu contoh penggunaan surat pembaca adalah laporan/keluhan mengenai banjir, macet, dan lain sebagainya. Semua laporan tersebut dimuat pada media.

Surat pembaca memiliki ciri :

a. Merupakan surat yang berisi pesan : tanggapan, kritik, saran, keluhan, kekecewaan, ajakan, imbauan, ucapan terimakasih, dan lain sebagainya kepada instansi atau orang tertentu. Selain itu, surat pembaca dapat juga berupa surat balasan yang dikirimkan untuk menjawab surat pembaca yang sebelumnya.

b. Bersifat umum artinya surat boleh dibaca oleh orang banyak, mengingat isi pesan yang disampaikan mempengaruhi hajat hisup orang banyak.

c. Singkat, pada, dan jelas. Surat pembaca terdiri atas 1-4 paragraf, isi yang disampaikan dalam surat pembaca langsung ke pokok pembicaraan.

d. Menngunakan bahsa yang baku, sopan dan komunikatif[13].

C. Struktur Teks Editorial/Opini

    Sebuah teks editorial/opini memiliki struktur yang sama dengan struktur yang membangun teks eksposisi, yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan pernyataan/penegasan ulang pendapat (Reiteration). Untuk lebih jelasnya lihat penjelasan dibawah ini:

a. Pernyataan pendapat (tesis), bagian ini berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk pernyataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya diperkuat oleh argumen.

b. Argumentasi, merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis walaupun dalam pengertian umum, argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupa pernyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil penelitian, pernyataan para ahli, atau fakta-fakta yang didasari atas referensi yang dapat dipercaya.

Pernyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), bagian ini berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjukkan oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Terdapat pada bagian akhir teks.

D. Kiat-kiat Menulis Opini

    Sungguh tak terhitung berapa jumlah cerdik pandai di negeri ini, entah sudah berapa juta orang telah mengenyam pendidikan tinggi dengan deretan gelar di belakang dan depan namanya; kendati begitu, tidak semua di antara mereka piawai dalam menulis. Menulis merupakan keterampilan yang bertumpu pada faktor bakat dan seni. Tapi yang tidak mungkin dibantah adalah, bahwa keterampilan menulis bisa dipelajari dan dilatihkan. Semuanya kembali pada niat, pilihan pengabdian, kekuatan kemauan, serta tentu saja kebutuhan .

Persoalannya adalah bagaimana trik atau kiat sukses menulis agar produktif? Berikut merupakan kiaat-kiat sukses dalam menulis.

a. Ciptakanlah kegelisahan

    Penulis adalah produk kegelisahan. Kegelisahan terhadap ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kediktatoran, keserakahan, dekadensi moral, dan sejenisnya yang tidak kunjung mendapatkan penyelesaian. Hal-hal tak wajar yang terjadi dalam keseharian membuat seorang penulis tidak tenteram nuraninya, bergejolak hati dan jiwanya, serta berkecamuk jalan pikirannya. Pendek kata bagi seorang penulis, hidup dan kehidupan adalah inspirasi yang tidak pernah kering. Dengan kalimat lain dapat dikatakan, untuk menjadi seorang penulis dituntut kepekaan menangkap fenomena lingkungan sekitar, baik yang disukai ataupun yang tidak disenangi.

 b. Praktikkanlah kedisiplinan

    Kegelisahan seseorang menjadi tidak bermakna manakala harus berujung pada rasa frustrasi yang mendalam. Sedangkan aspirasi, sikap protes, kritik, penolakan, dan sebagainya tidak selalu harus diwujudkan dalam bentuk aksi unjuk rasa, anarkhisme maupun bentuk-bentuk parlemen jalanan lainnya. Pena dan tulisan merupakan senjata terhormat bagi perbaikan keadaan. Untuk itu dibutuhkan kedisiplinan yang memadai, baik dalam hal sasaran, target, maupun waktu.

c. Kenalilah medium penyebarluasan tulisan

    Sesempurna dan sebaik apapun sebuah artikel tidak akan bermakna bagi orang lain apabila hanya menjadi grey literature (pustaka kelabu). Ia harus disebarluaskan. Banyak medium untuk itu, terutama media massa atau pers; baik media massa cetak (harian umum atau surat kabar, tabloid mingguan, majalah berita, dll.), maupun media massa elektronik (televisi, radio, media on-line, Internet, dll.). Dalam kaitan ini seringkali terjadi, tulisan yang dinilai bagus dan memadai terpaksa tidak dapat disebarluaskan karena dikirim ke media yang salah. Oleh karena itu penting dimengerti bahwa setiap media memiliki visi dan misi, karakteristik, idealisme, serta kebijakan keredaksian yang berbeda satu sama lain. Upaya mengenalinya akan sangat membantu daya suai antara produk tulisan dengan standardisasi media. Khusus untuk harian umum, standardisasi itu mencakup beberapa persyaratan

Teknis antara lain sebagai berikut:

a) Orisinal, dalam arti artikel opini haruslah karya asli, bukan merupakan plagiat, saduran atau terjemahan dan tentu saja belum pernah dimuat media massa lain atau hanya ditulis untuk media massa yang bersangkutan.

b) Aktual, maksudnya fokus artikel opini adalah topik yang sedang hangat dibicarakan masyarakat luas dari berbagai kalangan.

c) Kontemporer dalam arti mengandung unsur-unsur baru, baik dalam hal data konkret, gagasan atau pandangan, maupun dalam hal saran-saran dan opini.

d) Bersifat publik dalam arti memenuhi kepentingan sebagian besar pembaca mengingat sifat media massa sebagai bacaan publik dan bukan media vak.

e) Memenuhi persyaratan teknis media, artinya artikel opini disusun dalam format yang singkat (tidak berkepanjangan) tapi padat, akurat, mudah ditangkap dengan gaya bahasa yang enak dibaca, jernih dan bersih dari coretan-coretan.

f) Tidak berinsinuasi, maksudnya, artikel opini yang ditulis tidak mengandung tendensi tersembunyi kecuali bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.

g) Tidak bersifat trial by the press, artinya, artikel opini tidak dimaksudkan sebagai upaya mengadili seseorang atau sekelompok orang melalui pers. Seringkali terjadi, suatu karya tulis pada prinsipnya pantas dimuat namun terpaksa dikembalikan oleh karena tidak mungkin lagi memuatnya pada waktu yang tepat berhubung terbatasnya ruangan (kolom) atau berbenturan dengan tulisan-tulisan lain yang sudah direncakan dewan penyunting (redaksi). Guna menghindari hal ini - mengingat kompetisi yang begitu ketat - diperlukan perencanaan yang matang tentang kapan karya tulis akan disusun dan bilamana harus dikirimkan.

d. Ikutilah terus kehadiran momentum aktualitas

    Mengikuti kehadiran momentum aktualitas inilah kunci produktivitas dalam menulis. Sesuai bidang keahlian masing-masing, setiap hari sepanjang tahun selalu ada momentum aktualitas. Mulai dari momentum peristiwa aktual yang mewacana setiap hari sampai pada hari-hari nasional atau event-event tertentu. Contoh momentum actual misalnya kekerasan horizontal dan gejala disintegrasi bangsa; desentralisasi pemerintahan dan pendidikan; dinamika tajam antar elit kekuasaan; krisis ekonomi berkepanjangan dan penanggulangannya, dll. Contoh momentum hari-hari nasional misalnya Hari Pers, Hari Koperasi, Hardiknas, Hari Anak Nasional, Hari Guru dan PGRI, Hari Korpri, dll. Contoh momentum event-event khusus misalnya pelaksanaan Munas, Kongres, Konferensi, Muktamar, atau peringatan hari lahir organisasi-organisasi massa fungsional, keagamaan, kepemudaan, partai politik hingga organisasi profesi.

e. Taatilah etika penulisan

    Etika penulisan artikel opini pada umumnya bergantung pada kesepakatan dan standarisasi internal atau konvensi media massa. Posisi tawar menawar penulis di negeri ini memang masih sangat lemah. Oleh karena itu jalan terbaik adalah mentaati etika universal dalam hal penulisan yang sudah ada. Misalnya, jangan sekali-kali melakukan

    plagiarisme atas karya tulis orang lain kecuali mengutipnya sesuai aturan perundang- undangan yang berlaku. Sekali anda ketahuan menjadi plagiator, maka tamatlah sudah riwayat karir kepenulisan anda. Hal-hal lain mengenai hal ini silahkan mengacu pada UU No. 40/1999 tentang Pers dan beberapa Undang-undang yang mengatur perihal HAKI (Hak Atas Karya Intelektual) seperti Hak Cipta, Hak atas Karya Rekam dan Cetak, dll

Teknik Menulis Opini Sama seperti menulis berita atau tulisan pada umumnya, Teknik Penulisan Opini:

a. Pembaca media sangat beragam.

    Karenanya, penulisan opini di media harus memakai bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Kecenderungan pembaca kini adalah membaca artikel yang tidak panjang, enak dibaca, dan mudah dicerna.

b. Ada newspeg/cantolan peristiwa.

    Seperti berita, opini pun memerlukan cantolan peristiwa. Tujuan peg ini adalah agar opini ini relevan dengan yang sedang terjadi/dibicarakan masyarakat. Semakin ada peg-nya, opini tersebut kemungkinan semakin dicari, dibaca publik, dan dimuat akan semakin besar. Peg ini bermacam-macam. Bisa peristiwa yang tidak diduga, atau juga yang sudah direncanakan. Misalnya : menyambut hari-hari penting/ulang tahun lembaga/peristiwa tertentu, dll.

c. Cari angle menarik.

    Jika peg sudah didapat, penulis tinggal mencari angle/sudut pandang: dia akan menulis dan dari sudut pandang apa? Angle merupakan hal penting yang menajamkan opini penulis satu dengan penulis lain. Carilah angle yang paling berbeda, unik, dan mungkin tidak terpikirkan orang lain.

d. Penggunaan Bahasa:

    Kegagalan penulis opini dari kalangan akademisi biasanya terletak pada penggunaan bahasa. Umumnya mereka harus belajar memakai bahasa yang efisien dan mudah dimengerti masyarakat. Jika penulis ingin menampilkan istilah asing, upayakan cari padanannya dalam bahasa Indonesia.

e. Jangan sekali-sekali menganggap pembaca sama tahunya seperti kita

    Sesekali, jika dipandang perlu, silakan menampilkan idiomidiom bahasa daerah/idiom asing yang lagi trend asal[14].




BAB III 

PENUTUP



A. KESIMPULAN

    Opini merupakan tulisan atau pemaparan yang mengandung subjetivitas, bukan hanya fakta. Tajuk rencana, artikel, surat pembaca, dan kolom merupakan jenis-jenis opini pada media massa.

1. Tajuk rencana (editorial) adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan actual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat.

2. Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat.

3. Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual dan/atau kontroversial yang bertujuan untuk memberitahukan (informatif), memengaruhi dan meyakinkan (persuasi argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).

4. Surat pembaca adalah surat yang ditulis oleh pembaca dan dimuat dalam media sepeerti contohnya surat kabar/koran, tabloid, atau majalah yang berisi tanggapan, kritik, saran, keluhan, kekecewaan, ajakan, imbauan, ucapan terimakasih, dan lain sebagainya.

Sebuah teks editorial/opini memiliki struktur yang sama dengan struktur yang membangun teks eksposisi, yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan pernyataan/penegasan ulang pendapat (Reiteration).

Berikut merupakan kiaat-kiat sukses dalam menulis.

a. Ciptakanlah kegelisahan

b. Praktikkanlah kedisiplinan

c. Kenalilah medium penyebarluasan tulisan

d. Ikutilah terus kehadiran momentum aktualitas

 e. Taatilah etika penulis

Teknik Menulis Opini Sama seperti menulis berita atau tulisan pada umumnya, Teknik Penulisan Opini:

1. Pembaca media sangat beragam.

2. Ada newspeg/cantolan peristiwa.

3. Cari angle menarik.

4. Penggunaan Bahasa



B. SARAN

    Demikian makalah ini kami susun dengan harapan bisa bermanfaat bagi semua. Harapan dari kami adalah adanya saran maupaun kritik yang dapat membuat penyusun lebih baik lagi dalam membuat makalah selanjutnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Adhe Yugha Nusastri, Paper Keterampilan Menulis Artikel Opini, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret

Emi Fauziati. 2018. Peingkatan Kemampuan Memproduksi Teks Opini/Editorial Melalui Penggunaan Strategi Ttw Dengan Model Project-Based-Learning Pada Peserta Didik Kelas Xii Mipa 3 Semester 2 Sma Negeri 1 Paguyangan Brebes Tahun Pelajaran 2016/2017. https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article/viewFile/1314/106417. 10 September 2020.

Haris Sumadiria.2005.Menulis Artikel dan Tajuk Rencana Panduan Praktik Menulis dan Jurnalis Profesional. Bandung. Simbiosa Rekatama Media).

(Hikmat Kusumaningrat.2006.Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya) hlm 248.

H.M.Hikmat, M.Si. 2018. Jurnalistik : Literary Journalism. Jakarta Timur. Prenadamedia Group).

Mahi M. Hikmat, Jurnalistik Literary Journalism(Rawamangun: Prenadamedia Grup, 2018)

Redaksi, Buku Panduan Jurnalistik Lembaga Pers Mashasiswa Saranan Informasi dan Teknologi SAINT, Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Redaksi, Dasar Hukum Kemerdekaan Berpendapat di Muka Umum, diakses dari http://www.gresnews.com/mobile/berita/tips/87156-dasar-hukum-kemerdekaan- berpendapat-di-muka-

umum/? cf_chl_jschl_tk =fb4b55162f02157f789e2cc37d7eedd969ca3100- 1599709660-0-AVFnlwgfAiL52LTMI1kDN1QqcDWr1N-B7zmdxw-

FmKaYG6joxmTGRo88vYhhctJ2dlsAqe0T98tAKIE0dTO2kYs1fj1AhcTWeitxse- f_FMKljdKa-aj5CPkurweCGkBu0VDoh7EkH04A0n39tEV4KxEVH89CdkU21- JIwEyzG6s6oYcITGZU2pV- F63E7ZkKqLz4IhZvSjPB5tqSEwp8_8q8RRirRmJ8PK3Cg6gUgzS59pvOVHrNGd6kkVknES6chwSTJ0Zd9t1zm0bwsjr2OeLjj0Qq5G7fL70JZ5aoGHEUgJJAzzdmjO6C1IzNRm nKvPTNWDlJS4eHWU7f3Ip0qSICNfmCDfR_xyGFgWIsRR8y65GkwEp- mjEy0EQuCzuWQ pada 10/09/20 pukul 10.45.

Reza Harahap, Pengertian, Jenis, Dasar, Kode Etik, dan contoh produksi Jurnalistik, diakses dari https://www.academia.edu/38087006/Pengertian_Jenis_Dasar_Kode_Etik_dan_Contoh_ Produk_Jurnalistik, pada : 10/09/20 pukul 09.12,

Sakaria dan Asis Nojeng, “Bahan Ajar Menulis Opini dan Esai dengan Pembelajaran Berbasis Proyek”., RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajarannya berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International Licens.

ISSN: 2614-2716 (cetak), ISSN: 2301-4768 (daring) http://ojs.unm.ac.id/retorika

(sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/surat-pembaca/ yang di akses pada tgl 10 sept 2020 pukul 12.08 WIB).

 

Penguatan Literasi Pendidikan di Masa Pandemi

    Pandemi mengubah sudut pandang kita dan bahkan mengukuhkan bahwa konsep revolusi industri 4.0 telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita termasuk dalam mendukung aktivitas kita dalam upaya menyebarluaskan informasi bagi masyarakat. Saat ini ruang digital menjadi hal yang wajar dan efektif dalam mendapatkan segala sesuatu termasuk salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan informasi dan pengetahuan.

    Meningkatkan budaya literasi, inovasi dan kreatifitas bagi terwujudnya masyarakat yang berpengetahuan dan berkarakter melalui peningkatan budaya literasi. Peran perpustakaan merupakan upaya meningkatkan budaya literasi bagi masyarakat. Oleh karena itu, perpustakaan nasional terus melakukan inovasi dalam rangka mendorong seluruh perpustakaan di Indonesia untuk menjadi pelopor dan ambil bagian dalam rangka literasi masyarakat guna memperbaiki kehidupan masyarakat.

Peran penting perpustakaan

    Melalui perpustakaan akan terwujud masyarakat yang berpengetahuan maka budaya baca menjadi salah satu pilar utama dalam membangun kognitif skill sehingga meningkatkan kreatifitas, inovasi dan produktifitas masyarakat. Perpustakaan merupakan hal terpenting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Perpustakaan dapat memperdayakan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi.

    Di masa pandemi ini perpustakaan dan perpustakawan menjadi garda terdepan dalam membangun kembali semangat dan keterampilan masyarakat melalui penyediaan informasi dan pengetahuan, sebab itu perpustakaan nasional melalukan berbagai terobosan sehingga perpustakaan tetap hadir dan dapat diakses walaupun masyarakat sedang bekerja dari rumah dan belajar dari rumah dengan keterbatasan ruang gerak di masyarakat.

    Untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses berbagai pengetahuan perpustakaan nasional meningkatkan layanan perpustakaan secara online melalui aplikasi perpustakaan digital yang meliputi iPusnas, ePerpus, iBI Library, buku elektronik, jurnal elektronik, dan lain sebagainya. Perpustakaan nasional diharapkan bisa membantu dalam meningkatkan hidup masyarakat dan mampu memerdekakan masyarakat dari belenggu kebodohan dan kemiskinan.

Pentingnya literasi

    Literasi memberikan satu dorongan bagi kita bukan hanya sekedar menulis dan membaca tetapi kemampuan menyalurkan dan memberikan informasi kepada masyarakat di media sosial dengan sesuatu yang mencerahkan dan memberikan edukasi bahkan selalu mengajak kita untuk selalu produktif meskipun ditengah pandemi COVID-19. Aktifitas literasi akan memaksimalkan dan memanfaatkan waktu secara lebih produktif, jadi dengan membaca kita akan mendapatkan banyak informasi dengan menulis kita bisa menuangkan ide kreatif dan menghasilkan karya. Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa proses literasi bisa menurunkan kadar stress juga meningkatkan kadar kebahagiaan. Literasi itu sendiri memiliki peranan basar dalam upaya pemulihan sosial ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat yang literasinya lebih tinggi cenderung lebih siap menghadapi dampak buruk pandemi karena ini mempengaruhi seseorang dalam melakukan respon terhadap suatu persoalan. 

    Literasi dimaknai kemampuan membaca dan menulis, akan tetapi juga harus dibarengi dengan kemampuan memahami dan juga kemampuan dalam mencerna informasi guna diimplementasikan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan. Pentingnya berliterasi di masa pandemi ini selain menambah wawasan masyarakat juga bisa terhindar dari berita hoax yang kerap tersebar.

Mahasiswa dan budaya literasi

    Mahasiswa merupakan puncak kehidupan dari seorang siswa, dimana mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis dan peka terhadap masalah yang ada. Informasi mengenai masalah tersebut bisa didapatkan dari mana saja dan dapat kita ketahui apakah sumbernya benar atau tidak. Kurangnya literasi menjadi salah satu penyebabnya.

    Budaya literasi sudah sepatutnya dihidupkan di tengah-tengah mahasiswa terutama di lingkungan Sains dan Teknologi (Saintek), karena mahasiswa merupakan sekelompok siswa yang lebih tinggi tingkatannya dikarenakan mahasiswa memiliki peran penting dalam perubahan masyarakat. Berbeda dengan siswa, mahasiswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran untuk mengintrepertasikan apa yang diketahuinya melalui opini yang disampaikan. Seperti julukannya mahasiswa sebagai Agent of Change dan sepatutnya memberikan pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan sekitarnya dan budaya literasi tidak akan pernah lepas dari pengaruh tersebut. Bagi kalangan mahasiswa dengan membudayakan literasi akan amat sangat membantu dalam mengerjakan tugas seperti membuat laporan hasil penelitian yang sering dilakukan oleh mahasiswa di lingkungan Saintek.

    Namun menumbuhkan semangat literasi dikalangan mahasiswa bukanlah suatu hal yang mudah, dikarenakan kebanyakan mahasiswa sekarang lebih menyukai kebiasaan yang tidak bermanfaat. Seperti bermain gadget, menonton televisi dan bahkan lebih suka mengakses video streaming di internet daripada meluangkan waktu untuk menulis atau membaca buku, artikel, jurnal, ataupun bahan bacaan lainnya.

    Jadi, sebagai mahasiswa harus lebih sadar akan pentingnya meningkatkan budaya literasi untuk menunjang kehidupan yang akan datang. Sebaiknya kegiatan literasi tidak hanya sebagai bekal mencari ilmu, akan lebih baik jika budaya literasi di kalangan mahasiswa dijadikan kebiasaan, karena untuk membangun dan meningkatkan literasi harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Perlu adanya proses untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan mahasiswa.

    Pohon dapat tumbuh subur jika diberi pupuk yang cukup sebagai nutrisi. Pemberian pupuk yang cukup dan teratur mampu menjaga kekuatan pohon hingga ke akarnya. Kekokohan pohon akan dapat mencegah tumbangnya pohon dari terpaan angin dan badai. Begitu juga hubungan antara mahasiswa dengan literasi. Literasi menjadi asupan mahasiswa untuk mengembangkan potensi, pola pikir, dan kekreatifitasannya. Budaya literasi yang sudah mendarah daging di dalam diri mahasiswa akan menjadikan mahasiswa itu kuat dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupannya.

    Mahasiswa memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa. Dengan penguatan literasi di kalangan mahasiswa sangat mendukung dalam kompetensi-kompetensi yang dimiliki mahasiswa sebagai generasi muda. Kompetensi dapat mendukung apabila mahasiswa melek informasi yang dapat mendukung keberhasilannya. Salah satu bukti pentingnya literasi bagi mahasiswa di kehidupan sehari-hari adalah jika mahasiswa rajin membaca mengenai informasi yang berkaitan dengan program studi maka nantinya mahasiswa akan lebih mudah menyusun tugas akhir.

    Sejak datangnya pandemi COVID-19 yang memberi dampak pada seluruh aspek kehidupan, salah satunya pendidikan. Membuat seluruh elemen pendidikan untuk memutar otak agar pembelajaran tetap dapat terlaksana. Salah satu alternatif yang digunakan yaitu pembelajaran jarak jauh yang sering kita sebut pembelajaran daring. Pembelajaran daring dimulai sejak bulan Maret sampai sekarang. Dengan pembelajaran daring sebagai generasi muda khususnya mahasiswa ditunut untuk tetap aktif dan semangat mengikuti pembelajaran. Pembelajaran daring tidak semudah yang kita bayangkan, banyak sekali permasalahan dikarenakan pembelajaran daring ini seperti tidak adanya sinyal dan sulitnya mencari buku atau refrensi untuk belajar.

    Dengan keterbatasan tertentu tidak memudarkan semangat mahasiswa dalam meningkatkan budaya literasi. Mahasiswa masih bisa mengembangkan literasinya melalui media sosial. Beberapa universitas memberikan bantuan kuota guna menunjang pembelajaran daring. Untuk meningkatkan literasi di kalangan mahasiswa perpustakaan dan perpustakawan melakukan terobosan dengan menyediakan perpustakaan online yang dapan diakses dengan mudah kapanpun dan dimanapun. Sehingga mahasiswa masih bisa mendapatkan refrensi atau buku tanpa harus datang langsung ke perpustakaan. Diharapkan mahasiswa tetap semangat dalam meningkatkan budaya literasi untuk membuka cakrawala guna keberlangsungan hidup yang lebih baik. 


Implementasi Literasi Digital di Masa Pandemi

    Pandemi COVID-19 yang menyebar ke seluruh belahan dunia, telah mengubah seluruh sektor kehidupan salah satunya sektor pendidikan. Institusi pendidikan baik di tingkat dasar, menengah sampai ke perguruan tinggi harus mampu merespon dengan cepat atas permasalahan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19. Salah satu caranya yaitu dengan mengubah sistem pembelajaran yang semula menggunakan pembelajaran secara tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh yang sering kita sebut pembelajaran daring.

    Pada perguruan tinggi ada beberapa permasalahan yang muncul akibat pembelajaran daring salah satunya yaitu mengenai kesiapan dosen dan mahasiswa dalam menyelenggarakan pembelajaran daring. Pembelajaran daring memaksa dosen dan mahasiswa untuk mampu menggunakan teknologi sebagai penghubung proses belajar mengajar. Bagi mahasiswa pembelajaran daring dapat meningkatkan kemandirian belajar dan mendorong untuk tetap berkreasi serta dapat meningkatkan literasi digital dikalangan mahasiswa.

    Selama pemerintah menetapkan pembelajaran jarak jauh yang disebabkan pandemi COVID-19, kegiatan literasi pelajar khususnya mahasiswa menurun. Di sisi lain, pandemi COVID-19 menyebabkan literasi digital meningkat. Pembelajaran jarak jauh lebih identik dengan pembelajaran online. Para siswa ataupun mahasiswa bisa memanfaatkan teknologi yang dimiliki untuk membantu dalam belajar, seperti aplikasi Google Class Room, Zoom dan sebagainya.

    Seperti yang kita ketahui bahwa literasi memiliki arti kegiatan membaca, menulis dan kemampuan dalam menerima informasi. Tetapi, pada masa sekarang pengertian literasi mengalami perkembangan dan memiliki variasi. Seperti literasi kesehatan, politik, teknologi, digital dan yang lainnya. Untuk literasi digital yang sedang meningkat di masa sekarang memiliki sisi baik. Pelajar dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga memudahkan memperoleh informasi dan pengetahuan. Akan tetapi peran orang tua juga sangat penting dalam mengawasi anak ketika belajar.

Literasi digital

    Arti dari literasi digital adalah kemampuan seseorang dalam memanfaatkan teknologi digital dan alat komunikasi. Dengan kemampuan tersebut diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dan menggunakannya dengan maksimal dan tetap bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Literasi digital saat ini berperan penting dalam dunia pendidikan. Penting bagi elemen pendidikan untuk meningkatkan dan melatih para pelajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

    Implementasi literasi digital dalam dunia pendidikan mempunyai banyak manfaat. Sekolahan akan semakin siap dalam menghadapi berbagai tantangan jika mampu menggunakan teknologi dengan baik. Perkembangan teknologi membuat persaingan dikalangan pelajar untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki samakin ketat. Siswa dan mahasiswa mulai memahami betapa pentingnya mengembangkan kemampuan digital dalam meningkatkan hasil belajar. 

    Dunia digital terus berkembang dan menjadikan dunia pendidikan terus berupaya meningkatkan kemampuan literasi digital, khususunya dikalangan pelajar. Pada dasarnya semua implementasi memerlukan pemantauan agar dapat diketahui sejauh mana implementasi berjalan. Pemantauan dapat membantu instansi pendidikan untuk melihat apakah implementasi sudah tepat atau belum. 

    Selalu ada hikmah dibalik suatu kejadian. Berikut merupakan salah satu bentuk rasa syukur. Berdasarkan hasil riset diketahui bahwa keahlian untuk mengakses media digital belum diimbangi dengan kemampuan menggunakan untuk kepentingan memperoleh informasi dan pengetahuan. Oleh karenanya, litarasi digital yang tumbuh dari pembelajaran daring tidak sekedar hanya penguasaan teknologi namun lebih pada etika penggunaannya. Artinya pendidik, peserta didik dan orang tua diharapkan memiliki kemampuan dalam penggunaan media digital dengan etika dan tata krama yang baik dan bijak.

    Sebagai generasi muda yang kreatif, kritis dan inovatif sebaiknya kita mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi dengan baik dan sebagaimana mestinya. Jika kita mampu menggunakan dengan baik, literasi digital dapat kita gunakan sebagai senjata untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang baik. Dengan adanya literasi digital maka bertindak sebagai penyaring informasi selama menggunakan media sosial.

    Literasi digital itu sendiri memiliki banyak manfaat yaitu mempermudah memperoleh informasi, mempermudah proses komunikasi dan hemat waktu. Dibalik manfaatnya apabila digunakan yang tidak semestinya akan berdampak buruk bagi kehidupan pribadi dan sosial. Oleh karena itu, teknologi digital perlu dikembangkan guna membangun karakter bangsa. Karena gelombang besar dunia digital tak terbendung, digital menguatkan siapapun yang memanfaatkan dengan baik namun tak jarang menghancurkan seseorang dengan berbagai cara. 


Semangat Literasi Pendidikan di Masa Pandemi

    Pandemi virus corona yang melanda seluruh belahan dunia tentu berdampak pada seluruh aspek kehidupan, terutama aspek pendidikan. Imbasnya sudah banyak dirasakan semua orang dan semua bidang. Keadaan seperti ini mengharuskan semua elemen pendidikan untuk beradaptasi dan tetap melaksanakan pembelajaran. Salah satu kebijakan pendidikan dimasa pandemi yaitu adanya inovasi pendidikan yang mengubah proses pembelajaran tatap muka dengan metode Learning From Home yang menggunakan media digital. Maka dari itu, perlunya pelajar yang melek terhadap literasi pendidikan, guna mengatasi problematika pendidikan di masa pandemi.

Pelajar dan Literasi

    Para pelajar perlu memiliki pengetahuan keilmuan yang komprehensif dan semangat dalam nemcari ilmu dengan memberikan pengetahuan tentang literasi pendidikan. Karena pelajar adalah aset masa depan yang menjadi tumpuan dan harapan bangsa dan negara. Walaupun keadaan di tengah pandemi para pelajar harus memiliki semangat membangun dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sehingga dapat dengan mudah menghadapi dampak wabah pandemi ini dengan tetap semangat berkarya untuk memajukan aspek pendidikan yang lebih baik melalui budaya pendidikan literasi.

    Literasi itu berasal dari bahasa latin yaitu “Literatus” yang artinya orang yang belajar. Sedangkan literasi itu sendiri merupakan kemampuan membaca dan menulis. Ketika kita mendengar kata baca dan tulis pasti tidak jauh dari buku. Ketika berbicara buku pasti fokusnya membaca dan menulis. Dimasa masa pandemi pasti kita sulit untuk meminjam dan mambaca buku secara langsung di perpustakaan. Tetapi adanya pandemi ini tidak ada alasan untuk membeca buku. Sekarang banyak sekali situs untuk membaca secara gratis. Sehingga masih bisa membaca secara digital dengan buku digital yang banyak disediakan oleh pemerintah, karena pemerintah telah menyediakan perpustakaan digital.

    Literasi bisa ditumbuhkan dengan mau dan semangat membaca atau menulis untuk mengisi pengetahuan yang itu merupakan sifat yang harus dimiliki para pelajar. Di tengah pandemi pembelajaran pasti selalu serba digitalisasi. Sehingga serba digitalisasi ini harus dimanfaatkan dengan baik bagi para pelajar dengan semangat literasi. Menciptakan semangat literasi butuh proses dan pengalaman. Proses yang dimaksud adalah waktu seseorang untuk dapat cinta dan hobi membaca atau menulis, sedangkan pengalaman adalah seseorang itu sadar bahwa literasi itu penting. Lingkungan yang sangat berperan dalam menumbuhkan semangat literasi adalah diri sendiri.

Semangat Berliterasi

    Semangat literasi dapat diciptakan dengan kemampuan membaca buku dan menulis seperti menulis di media massa dengan harapan dapat membuka ruang diskusi untuk meningkatkan berpikir kritis. Semangat literasi harus dibangun dalam pembelajaran online. Karena dengan literasilah dapat membantu meningkatkan intelektual di dalam diri seseorang. Tidak hanya pelajar saja yang membangun semangat literasi, pengajar juga harus memberikan dorongan serta tauladan kepada pelajar dengan menciptakan pula budaya literasi.

    Literasi adalah senjata bagi para pelajar untuk memperoleh pengetahuan. Tanpa adanya literasi maka pelajar akan sulit memperoleh ilmu di masa pembelajaran daring. Sebelum datangnya pandemi yang telah mengubah seluruh sistem tatanan negara salah satunya di bidang pendidikan, Kemendikbud telah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Kegiatan ini membiasakan siswa untuk membaca buku yang dibawa selama 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Gerakan ini diluncurkan guna untuk meningkatkan minat membaca siswa. Namun, setelah datangnya pandemi ini maka kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah dihentikan, dan konsekuensinya gerakan literasi secara langsung di sekolah pun dihentikan. Tetapi hal itu bukan alasan untuk tidak tetap semangat dalam berliterasi. Dengan keadaan seperti ini, pengajar dituntun untuk lebih memiliki semangat dalam berliterasi. Akhirnya, banyak pengajar yang dipaksa untuk mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) karena tuntutan dalam pembelajaran secara daring. 

    Banyak pengajar yang mengikuti pelatihan dan webinar sebagai wadah mereka untuk mendapatkan wawasan. Dengan kata lain, dimasa pandemi ini ada peningkatan literasi digital di kalangan pengajar. Walaupun sebenarnya tanpa adanya pandemi sudah selayaknya para pengajar meningkatkan keterampilan TIK dalam pembelajaran konvensional. Walaupun dapat dibilang terlambat tapi tidak masalah, ini berarti ada peningkatan semangat belajar di kalangan pengajar.

    Pengajar merupakan salah satu orang yang peduli terhadap literasi dan tidak akan membiarkan jika gerakan literasi berhenti begitu saja karea pandemi. Pengajar adalah penggerak literasi di sekolah yang harus menghidupkan semangat literasi di kalangan pelajar walau banyak sekali keterbatasan.

    Walau dalam kondisi pandemi, semangat untuk menumbuhkan gerakan literasi jangan sampai mati. Memang tidak mudah membangun budaya literasi di masa pandemi ini, butuh didasari cinta agar tidak merasa terbebani bahkan harus terbiasa agar menjalankannya dengan senang hati. Kegiatan literasi di masa pandemi ini bisa sebagai dorongan para pelajar untuk beradaptasi dengan lingkungan jika sudah masuk kembali di sekolah.


Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Covid-19

    Sejak kedatangan covid-19 yang datangnya secara diam-diam tentunya menghebohkan seluruh masyarakat di belahan dunia sehingga mempengaruhi tatanan kehidupan di berbagai negara termasuk Indonesia. Covid-19 merupakan virus yang menular, yang berarti dapat menyebar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain. Virus ini menyerang sistem pernapasan. Sampai saat ini belum ditemukannya vaksin untuk penyembuhan pasien Covid-19. Sehingga pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

    Penyebaran COVID-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia salah satunya adalah bidang pendidikan di Indonesia. Dampak diantaranya menurut UNESCO dunia menyelidiki sekitar 290 juta pelajar diseluruh dunia yang terganggu proses pendidikan akibat ditutupnya sekolah. Salah satu kebijakan pendidikan dimasa pandemi adanya inovasi pendidikan yang mengubah proses pembelajaran tatap muka dengan metode Learning From Home yang menggunakan teknologi informasi yang ada seperti Zoom, Googlemeet, WhatsApp dan aplikasi lainnya. Namun, metode Learning From Home merupakan hal yang baru bagi guru, siswa dan orang tua. Sebelum datangnya pandemi Covid-19 peserta didik meniru  dan mengambil contoh baik dari guru melalui tutur kata dan sikap karena kegiatan belajar mengajar dilakukan disekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar secara tidak langsung menanamkan pendidikan karakter pada siswa, tetapi kalau kita lihat di kondisi saat ini, bagaimana penanaman pendidikan karakter dimasa pandemi covid-19?.

    Pendidikan karakter adalah hal yang sangat urgen karena tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, penanaman karakter dalam Learning From Home harus tetap dilakukan dengan materi Pendidikan Penguatan Katakter (PPK). PPK merupakan gerakan untuk memperkuat pendidikan karakter peserta didik. Maka dari itu pendidikan harus dilakukan secara kontinu dalam penanaman karakter di masa pandemi. Di masa pandemi ini secara tidak langsung dapat memberikan nilai-nilai karakter bagi peserta didik yaitu mandiri, yang merujuk pada sikap dan perilaku tidak mudah bergantung pada orang lain, artinya siswa dituntut untuk melaksanakan kewajiban dalam proses belajar di rumah secara mandiri tanpa bergantung pada teman tetapi masih memiliki arahan dari guru maupun orang tua. Disiplin, artinya siswa dituntut untuk disiplin dalam melakukan pembelajaran dari rumah meskipun tidak diawasi secara langsung oleh pihak sekolah. 

    Terkait dengan pendidikan karakter di masa pandemi, setidaknya ada beberapa upaya yang harus dilakukan oleh guru seperti menanamkan karakter dengan cara menerapkan pembelajaran daring dengan model pembelajaran yang diinovasikan seperti game education, pembuatan video, membuat form karakter yang ditujukan kepada orang tua. Peran orang tua juga sangat penting, saat ini orang tua memegang peran sangat penting karena aktivitas siswa lebih banyak dilakukan di rumah dengan pengawasan orang tua. Orang tua saat ini menjadi tempat terbaik siswa dan rumah menjadi sekolah bagi siswa, hal ini menjadi benar bahwa dalam Islam orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya dan rumah adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.

    Penanaman pendidikan karakter di masa pandemi orang tua dan guru harus bekerjasama dalam pembentukan karakter anak dengan melakukan pembiasaan baik. Seperti kemandirian, disiplin, gotong royong, kepekaan terhadap lingkungan terkait dengan covid-19. Mengingat pentingnya pendidikan karakter bagi anak walaupun dalam kondisi pandemi berbagai upaya harus dilakukan, akan tetapi harus dengan satu kunci yaitu kerjasama yang baik antara orang tua, sekolah dan masyarakat, karena penanaman pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus dikelola dengan baik. 


TEMPAT WISATA BARU CEMBUKUR MENARIK WISATAWAN

 


GROBOGAN – Cembukur adalah singkatan dari Cemara Bukit Kapur, tempat wisata alam yang dikelilingi pohon cemara berdampingan dengan bukit kapur yang berada di dusun Kaliceret desa Mrisi kecamatan Tanggung Harjo terbilang sangat cepat menarik perhatian pengunjung. Saya melakukan wawancara dengan Mas Drev selaku fasilitator dari Kemendes.

“Ini adalah inisiatif karang taruna untuk mengembangkan bukit cemara di desa Mrisi sebagai objek wisata alam,”kata Mas Drev

Masih dengan mas Drev,”Karena semakin hari semakin ramai wisata cembukur ini tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menghimbau kepada pengunjung agar menggunakan masker dan cuci tangan setelah melakukan aktivitas,”ujarnya.

Karena wisata semakin hari semakin ramai maka warga setempat memperbaiki rute jalan menuju cembukur. Setiap sabtu dan minggu oleh karang taruna selalu diadakan acara seperti kemping, rapat bersama atau sekedar kumpul bagi anak-anak komunitas.

Tempat ini awalnya hanya bukit kapur dan anehnya bisa ditumbuhi pohon cemara, ini yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun Mulai saat ini sudah ada mainan flying fox untuk menarik perhatian pengunjung. Hanya saja belum diatur sedemikian rupa jadi hanya berupa rakitan bambu dan ini aman untuk dibawah 70 kg karena sudah diuji kelayakannya. Para pengunjung juga diberi fasilitas live music dan bisa menyumbang lagu secara sukarela.

Ketika saya temui pengunjung, Riski mengatakan,”tempatnya indah dan sejuk, bagus buat foto-foto dan enak buat kumpul-kumpul,”ujar warga Gubug.(Red/Sinta Indriyani Kuswanto)


Menumbuhkan Semangat Literasi pada anak-anak Dusun Sukorame di Masa Pandemi

   Pandemi virus Corona yang melanda seluruh belahan dunia telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, terutama aspek pendidikan. Keadaan in...