Kamis, 24 Desember 2020

Semangat Literasi Pendidikan di Masa Pandemi

    Pandemi virus corona yang melanda seluruh belahan dunia tentu berdampak pada seluruh aspek kehidupan, terutama aspek pendidikan. Imbasnya sudah banyak dirasakan semua orang dan semua bidang. Keadaan seperti ini mengharuskan semua elemen pendidikan untuk beradaptasi dan tetap melaksanakan pembelajaran. Salah satu kebijakan pendidikan dimasa pandemi yaitu adanya inovasi pendidikan yang mengubah proses pembelajaran tatap muka dengan metode Learning From Home yang menggunakan media digital. Maka dari itu, perlunya pelajar yang melek terhadap literasi pendidikan, guna mengatasi problematika pendidikan di masa pandemi.

Pelajar dan Literasi

    Para pelajar perlu memiliki pengetahuan keilmuan yang komprehensif dan semangat dalam nemcari ilmu dengan memberikan pengetahuan tentang literasi pendidikan. Karena pelajar adalah aset masa depan yang menjadi tumpuan dan harapan bangsa dan negara. Walaupun keadaan di tengah pandemi para pelajar harus memiliki semangat membangun dan memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sehingga dapat dengan mudah menghadapi dampak wabah pandemi ini dengan tetap semangat berkarya untuk memajukan aspek pendidikan yang lebih baik melalui budaya pendidikan literasi.

    Literasi itu berasal dari bahasa latin yaitu “Literatus” yang artinya orang yang belajar. Sedangkan literasi itu sendiri merupakan kemampuan membaca dan menulis. Ketika kita mendengar kata baca dan tulis pasti tidak jauh dari buku. Ketika berbicara buku pasti fokusnya membaca dan menulis. Dimasa masa pandemi pasti kita sulit untuk meminjam dan mambaca buku secara langsung di perpustakaan. Tetapi adanya pandemi ini tidak ada alasan untuk membeca buku. Sekarang banyak sekali situs untuk membaca secara gratis. Sehingga masih bisa membaca secara digital dengan buku digital yang banyak disediakan oleh pemerintah, karena pemerintah telah menyediakan perpustakaan digital.

    Literasi bisa ditumbuhkan dengan mau dan semangat membaca atau menulis untuk mengisi pengetahuan yang itu merupakan sifat yang harus dimiliki para pelajar. Di tengah pandemi pembelajaran pasti selalu serba digitalisasi. Sehingga serba digitalisasi ini harus dimanfaatkan dengan baik bagi para pelajar dengan semangat literasi. Menciptakan semangat literasi butuh proses dan pengalaman. Proses yang dimaksud adalah waktu seseorang untuk dapat cinta dan hobi membaca atau menulis, sedangkan pengalaman adalah seseorang itu sadar bahwa literasi itu penting. Lingkungan yang sangat berperan dalam menumbuhkan semangat literasi adalah diri sendiri.

Semangat Berliterasi

    Semangat literasi dapat diciptakan dengan kemampuan membaca buku dan menulis seperti menulis di media massa dengan harapan dapat membuka ruang diskusi untuk meningkatkan berpikir kritis. Semangat literasi harus dibangun dalam pembelajaran online. Karena dengan literasilah dapat membantu meningkatkan intelektual di dalam diri seseorang. Tidak hanya pelajar saja yang membangun semangat literasi, pengajar juga harus memberikan dorongan serta tauladan kepada pelajar dengan menciptakan pula budaya literasi.

    Literasi adalah senjata bagi para pelajar untuk memperoleh pengetahuan. Tanpa adanya literasi maka pelajar akan sulit memperoleh ilmu di masa pembelajaran daring. Sebelum datangnya pandemi yang telah mengubah seluruh sistem tatanan negara salah satunya di bidang pendidikan, Kemendikbud telah meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Kegiatan ini membiasakan siswa untuk membaca buku yang dibawa selama 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Gerakan ini diluncurkan guna untuk meningkatkan minat membaca siswa. Namun, setelah datangnya pandemi ini maka kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah dihentikan, dan konsekuensinya gerakan literasi secara langsung di sekolah pun dihentikan. Tetapi hal itu bukan alasan untuk tidak tetap semangat dalam berliterasi. Dengan keadaan seperti ini, pengajar dituntun untuk lebih memiliki semangat dalam berliterasi. Akhirnya, banyak pengajar yang dipaksa untuk mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) karena tuntutan dalam pembelajaran secara daring. 

    Banyak pengajar yang mengikuti pelatihan dan webinar sebagai wadah mereka untuk mendapatkan wawasan. Dengan kata lain, dimasa pandemi ini ada peningkatan literasi digital di kalangan pengajar. Walaupun sebenarnya tanpa adanya pandemi sudah selayaknya para pengajar meningkatkan keterampilan TIK dalam pembelajaran konvensional. Walaupun dapat dibilang terlambat tapi tidak masalah, ini berarti ada peningkatan semangat belajar di kalangan pengajar.

    Pengajar merupakan salah satu orang yang peduli terhadap literasi dan tidak akan membiarkan jika gerakan literasi berhenti begitu saja karea pandemi. Pengajar adalah penggerak literasi di sekolah yang harus menghidupkan semangat literasi di kalangan pelajar walau banyak sekali keterbatasan.

    Walau dalam kondisi pandemi, semangat untuk menumbuhkan gerakan literasi jangan sampai mati. Memang tidak mudah membangun budaya literasi di masa pandemi ini, butuh didasari cinta agar tidak merasa terbebani bahkan harus terbiasa agar menjalankannya dengan senang hati. Kegiatan literasi di masa pandemi ini bisa sebagai dorongan para pelajar untuk beradaptasi dengan lingkungan jika sudah masuk kembali di sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menumbuhkan Semangat Literasi pada anak-anak Dusun Sukorame di Masa Pandemi

   Pandemi virus Corona yang melanda seluruh belahan dunia telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, terutama aspek pendidikan. Keadaan in...